Kamis, 11 Oktober 2018

Politik-Psikiater di ILC: Pak Fahri Hamzah Ini Hatinya Baik, Tapi Mulutnya Celaka

Psikiater di ILC: Pak Fahri Hamzah Ini Hatinya Baik, Tapi Mulutnya Celaka

Priskiater Hubertus Kasan Hidajat dan Fahri Hamzah 

Psikiater Hubertus Kasan Hidajat menyebut kalau Prabowo adalah sosok pemimpin yang kurang matang. Hal itu disampaikan oleh Hubertus Kasan Hidajat pada tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa, (10/10/2018) malam.

Selain menyebut Prabowo sosok kurang matang, ia juga menyindir Fahri Hamzah yang juga jadi narasumber di acara tersebut. Menurutnya, sikap Fahri Hamzah kurang bagus, meski sesungguhnya hatinya baik. Hal itu, kata dia, terlihat dari sikap Fahri yang sudah minta maaf, namun kembali menyerang. Meski menurutnya, sebenarnya Fahri tidak memiliki tujuan apapun atas sikapnya itu. Hal itu, kata dia, hanya bentuk contoh seorang pemimpin yang kurang matang. Ia pun mengatakan kalau Fahri Hamzah memiliki hati baik, namun mulutnya saja yang celaka.

Dilansir dari tayangan ILC di YouTube, Rabu (10/10/2018), ia awalnya menjelaskan soal dugaan gangguan kejiwaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet. Menurutnya, Ratna Sarumpaet diindikasi mengalami kelainan jiwa yang disebut hipomania.

"Orang hipomania itu orangnya semangat sekali, aktif, banyak ide, tak mengenal lelah, sampai suatu batas tertentu dia akan terjadi kelainan yang kita sebut bipolar," jelasnya. Hubertus Kasan Hidajat juga menjelaskan, selama penderita memiliki hipomania, itu bagus, karena banyak yang bisa menjadi orang kaya raya dan sukses.

"Tapi kalau sudah sampai menyerang orang lain, usahanya belum selesai ditinggal, itu jadi bumerang dan itulah yang kita sebut bipolar," jelasnya. Kemudian orang yang mengarah ke bipolar ini, menurutnya, disebut sebagai bipolar spektrum.

"Itu mempunyai gejala tempelan yang kita sebut dengan psikopatik, gejala khasnya itu asal ngomong atau bohong, kemudian gejala yang satunya lagi yaitu paranoid atau curiga," katanya. Dalam gejala paranoid ini, jelasnya, penderita akan mengatakan hal-hal yang sebetulnya tidak ada faktanya.

"Misalnya dia meyakini ada uang sekian-sekian yang ditahan, tapi tidak ada, namun ia yakin sendiri, inilah kelihatannya yang terjadi (pada Ratna Sarumpaet)," jelasnya. Ia kemudian mengaitkannya dengan kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.

Menurutnya, tidak bisa dikatakan bahwa Prabowo dan Amien Rais tertipu pada kebohongan Ratna Sarumpaet. Sebab, psikiater sendiri akan terjebak karena tidak bisa membedakan kata-kata bohong atau benar dari penderita hipomania tersebut.

"Ketika hasil op kurang bagus, ia panik, maka ia dengan berani mengatakan hal yang seperti sungguh terjadi. Jadi kita tidak bisa katakan Pak Prabowo dan Pak Amin Rais itu tertipu atau apa, karena semua orang akan tertipu. Karena dia bicaranya natural, alami sekali," bebernya.

Kemudian menurutnya, kasus Ratna Sarumpaet ini bukan merupakan drama, tapi merupakan gejalan kejiwaan. Untuk itu, ia menilai wajar jika keesokan harinya Ratna Sarumpaet langsung mengakui kebohongannya, karena penderita hipomania ini memiliki mood yang naik turun.

"Pada waktu dia semangat dia hantam terus, besoknya dia bisa down depresi, dia takut, dia ngaku semua. Jadi yang terjadi pada RS itu masalah kondisinya seperti itu, bukan niat dia, tapi reaksi kepanikan, jadi perlu bantuan psikiater," tegasnya.

Namun, kemudian yang menjadi masalah, kata dia, yakni reaksi dari para tokoh, termasuk Prabowo dan Amien Rais Cs yang terlalu berlebihan. Setelah dia menyampaikan pada tokoh-tokoh, mereka bereaksinya begitu cepat, hebat, dan mungkin agak sadis. Itulah yang disayangkan, apa perlu seperti itu, gitu loh," sayangnya.

Reaksi itulah yang menurutnya kemudian menjadi akibat besar hingga kasus ini menjadi besar. Bahkan ia menyebut, reaksi tersebut merupakan contoh dari ketidak matangan seorang pemimpin.

"Setelah dia mengaku itu bohong, gimana akibatnya? Itulah ketidak matangan pemimpin, jadi di negara kita banyak pemimpin kurang matang," ujarnya. Ia pun memberi contoh narasumber yang ada di ILC, yakni Fahri Hamzah.

"Pak Fahri ini hatinya baik, tapi mulutnya celaka. Tapi dia sudah minta maaf, tapi nyerang lagi, ngapain coba dalam hati saya, gak perlu, padahal dia gak ada maksud apa-apa, ya itulah kurang bagus," ujarnya, disambut tawa oleh Budiman Sujatmiko.

Link = http://news-sg.op-mobile.opera.com/news/detail/de9b797aededd4ccfd493abab9cc4d47_id?share=1&country=id&language=id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar