Aria Bima: Polemik Diskusi UGM Didesain Kubu Prabowo
Direktur Program TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Aria Bima.
×-> --- Pembatalan diskusi di UGM menurut Aria Bima telah didesain oleh kubu Prabowo.
×-> --- Kasus itu digoreng sedemikian rupa sebagai alasan untuk menuduh seolah-olah Pemerintahan Jokowi, melalui UGM, otoriter dan menutup ruang demokrasi.
×-> --- Kegiatan diskusi dibatalkan karena tidak ada izin mengundang narasumber dari luar.
Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Direktur Program TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Aria Bima, menyesalkan tindakan politisasi atas pembatalan diskusi di UGM yang melibatkan dua orang anggota Timses Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan dan Sudirman Said.
Menurut Bima, kasus itu digoreng sedemikian rupa sebagai alasan untuk menuduh seolah-olah Pemerintahan Jokowi, melalui UGM, otoriter dan menutup ruang demokrasi, sama seperti narasi yang disiapkan dalam kasus Ratna Sarumpaet.
Padahal, berdasarkan konfirmasinya kepada Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ali Agus, Bima mengatakan bahwa kegiatan diskusi dibatalkan karena tidak ada izin mengundang narasumber dari luar. Izin awal memang diberikan secara lisan, tak pernah secara tertulis.
"Ini kan opini seolah-olah Pemerintah lewat kampus UGM, melarang kegiatan, bentuk dari otoriternya rezim. Tak ada kaitan pelarangan Pak Ferry dan Sudirman Said itu merupakan bagian dari sikap Jokowi," kata Aria Bima, Sabtu (13/10).
Dilanjutkannya, pembatalan itu adalah karena kesalahan pihak penyelenggara yang tak mengundang dua belah pihak yang menjadi peserta di Pilpres. Seandainya pihak penyelenggara mengundang kubu Prabowo dan Kubu Jokowi secara bersama-sama untuk hadir, pasti diskusi itu takkan dilarang.
Yang mengherankan bagi Aria Bima, baik Ferry dan Sudirman tetap datang ke diskusi itu padahal tahu bahwa kubu Jokowi tak diundang. Sementara posisi mereka jelas-jelas anggota timses Prabowo-Sandi. Artinya, kata Bima, baik Ferry dan Sudirman sebenarnya tahu bahwa acara itu pasti akan dibatalkan karena akan dianggap partisan. Sementara aturan menyebutkan kampus harus netral.
"Ini berlaku di semua universitas, termasuk di kampusnya Ferry di Unpad, atau kampusnya Sudirman Said di STAN. Jangan membuat sesuatu seolah-olah UGM tak memberi ruang untuk diskusi politik. ini yang saya lihat diarahkan seperti itu," ujar Bima.
Ditegaskannya, sudah saatnya bagi kubu Prabowo-Sandi tak membesar-besarkan masalah kecil seperti ini, seolah-olah hal itu menjadi persoalan rejim yang otoriter.
"Wong udah tahu kegiatan itu akan dilarang, masa masih datang? Ini disain apa lagi? Jangan ada by design, sudah tahu itu akan dilarang sesuai ketentuan, dia tetap datang," kata Aria Bima.
"Dengan adanya pelarangan diskusi, dia seolah-olah dizolimi, seolah-olah Pemerintah ini otoriter. Jangan gunakan UGM untul hal seperti itulah. Saya sebagai alumni (UGM) tak bisa menerima. Silahkan lakukan hal demikian di Unpad dan STAN," tegasnya.
Ferry Mursyidan Baldan dan Sudirman Said adalah dua mantan menteri Jokowi yang bergabung ke kubu Prabowo-Sandi setelah tak lagi jadi menteri. Ferry adalah alumni Universitas Padjajaran. Sudirman Said adalah alumni STAN.
Link = http://www.beritasatu.com/politik/516383-aria-bima-polemik-diskusi-ugm-didesain-kubu-prabowo.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar