Jumat, 14 September 2018

Ekonomi-Rupiah Mulai Menguat, Statement BI Ini Tenangkan Pasar

Rupiah Mulai Menguat, Statement BI Ini Tenangkan Pasar

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai rupiah masih jauh dari fundamentalnya. Bank sentral pun saat ini masih melakukan intervensi untuk menjaga stabilisasi nilai tukar.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (14/9/2018), pergerakan rupiah memang bak roller coaster. Meski sempat dibuka menguat, apresiasi rupiah sempat tergerus dan terseret ke teritori pelemahan.

Namun seiring berjalannya waktu, rupiah kembali perkasa. Pada pukul 14:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan pada Rp 14.795/US$ di pasar spot, atau menguat 0,27% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Foto: Dody Budi Waluyo (Kiri) (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

BI pun menegaskan, akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak semakin jauh terlempar dari fundamentalnya. Bahkan jika diperlukan, bank sentral tak menutup kemungkinan kembali mengerek bunga acuan.

Berikut penjelasan lengkap Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo terkait pergerakan nilai tukar rupiah hari ini :

Nilai tukar rupiah masih dalam fundamentalnya?

Kita terus jaga stabilitas rupiah. Artinya dengan penguatan sampai dengan hari ini, kita tetep melihat bahwa masih punya risiko. Tekanan dari globalnya masih sangat besar. Jadi kalo kita lihat bahwa trade war sendiri masih belum punya 'hear'. Artinya dari sisi AS dan China masih dalam sisi stance-nya sama.

Kemudian permasalahan di emerging, Turki dan Argentina juga kita masih amati terus. Jadi paling tidak 2 kondisi eksternal ini trus kita lihat sebagai risiko yang belum berakhir dan itu berpotensi untuk melemahkan di mata uang emerging.

Jadi kami, BI, tetap terus jaga pasar. Mudah-mudahan, penguatan sekarang ini stabilitasnya terus terjaga. Kita juga lihat dalam beberapa hari di minggu yang lalu sudah ada inflow di beberapa instrumen keuangan di SBI maupun di SBN. Artinya positif, meskipun kita masih belum lihat bahwa ini tekanan berkurang

SBI sudah mulai masuk?

Sudah mulai masuk dalam beberapa hari yang lalu meskipun dalam satu minggu tetap nett-nya sendiri nett outflow. Tetapi dalam beberapa sudah ada di saham dan SBN

Risiko krisis negara berkembang, tahun depan gimana Apakah masih harus diwaspadai?

Sangat tergantung dari eksternal. Artinya seberapa cepat pemulihan dari pemulihan itu karena sekarang risiko yang annouce yang sulit dihitung formulasi kebijakan moneter adalah kebijakan trade war, itulah yang kita harus terus amati

Kalau dalam permasalahan di Argentina dan Turki, harusnya bisa soft dengan tentunya bantuan financing untuk kedua negara tadi. Jadi memang paling tidak kita terus memantau situasi tadi.

Nah masalah yang muncul di emerging itu memang terakhir masalah utang karena posisi beberapa negara berkembang itu relatif dengan tekanan nilai tukar, lemahnya currency lokal mereka menekan kepada potensi untuk pembayaran untuk utang. Jadi isu ini sudah mulai muncul di IMF, lembaga internasional tentang bagaimana ketahanan daripada negara-negara emerging dalam pengelolaan ULN

Termasuk indonesia?

Indonesia cukup aman.

Maksudnya Indonesia juga diamati?

Enggak. Dari sisi ULN kita kan masih cukup terjaga stabilitasnya. Rasio terhadap PDB, debt ratio kita masih di kisaran 35-36, masih cukup aman. Kita juga punya prudential regulation, ketentuan kehati-hatian untuk non-bank korporasi seandainya mereka meminjam dari luar negeri persyaratan mandatori untuk hedging, mandatori untuk liquidity, mandatori untuk mereka rating itu tetep jadi bagian kehati-hatian dari sisi ULN.

Tekanan masih ada, masih akan ada gradual depreciation?

Kita kombinasi dari itu semua. Artinya kita memainkan bagaimana suku bunga, bagaimana dual intervensi, dan bagaimana kita melakukan depresiasi secara gradual di dalam fundamental yang ada. Jadi kalo kita masih intervensi artinya kita masih liat nilai tukar sendiri masih belum stabil dan masih jauh dari fundamental

Ada kemungkinan sampai akhir tahun ada kenaikan suku bunga?

Statement kita tak berubah bahwa kita, artinya data dependent melihat semua perkembangan dan seandainya ada kenaikan atau perubahan suku bunga itu dilakukan secara terukur

BI kan menggeser RDG, apakah ini sebagai bentuk antisipasi?

Kita hanya menunggu setelah announcement dari the Fed. Harapannya RDG kita dijatuhkan di minggu keempat September, kita sudah tahu posisi bagaimana FFR.

Ada ruang menaikkan?

Tergantung data dependent

Link : https://www.cnbcindonesia.com/market/20180914150804-17-33155/rupiah-mulai-menguat-statement-bi-ini-tenangkan-pasar?utm_source=notifikasi&utm_campaign=browser&utm_medium=mobile

Tidak ada komentar:

Posting Komentar