Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mengkritik gerakan pejuang 212 dalam merespons serangan dari para pembenci Habib Rizieq. Buya Yahya menyarankan agar pejuang 212 dan pendukung Imam Besar Front Pembela Islam itu untuk mengubah strategi menepis serangan para lawan tersebut.
Buya Yahya yang merupakan pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon itu mengkritik, pendukung Habib Rizieq dan eksponen 212 gampang terpancing dengan serangan pembenci tokoh sentral FPI tersebut. Pancingan lawan itu ditanggapi dengan reaktif.
Menurut Buya Yahya, dengan terpancing dengan serangan itu, maka tujuan dan cita-cita gerakan 212 dan pendukung Habib Rizieq malah menjadi tidak fokus, sibuk melayani serangan-serangan kubu anti Habib Rizieq.
Pohon besar dan benalu
Dia menyadari ada saja orang yang nggak senang dengan upaya kebaikan dalam gerakan revolusi akhlak. Ada saja orang yang berupaya mengalihkan fokus perjuangan revolusi akhlak itu dengan memancing pada air keruh, menciptakan kontroversi dan lainnya.
Meresposn hal itu, Buya Yahya mengkritik para pendukung Habib Rizieq agar jangan terpancing dengan serangan itu. Dia mencontohkan, ada orang jahil yang kerap memotong-motong pidato ulama yang mendukung Habib Rizieq dan perjuangan revolusi akhlak.
“Coba dengarkan sempurna ceramah ulama, kadang memang keras tapi ada pada tempatnya, tapi ada hamba Allah yang senang kehancuran negeri ini, yang ngambil potongan video itu sehingga ini yang muncul adalah seorang ulama garis keras,” ujar Buya dalam dialog tersebut.
Buya mengatakan perjuangan kebaikan, dalam hal ini revolusi akhlak, selalu saja ada gangguan. Buya Yahya mengibaratkan perjuangan memperbaiki bangsa dengan revolusi akhlak ini dengan sebuah pohon besar yang mewakili negara. Dalam pohan itu terdapat benalu, dan ada orang dengan sukarela ingin memangkas benalu itu tapi malah merusak dahan yang indah.
Analogi itu dia sampaikan untuk mengkritik sebagian pendukung Habib Rizieq yang terpancing dengan serangan lawan imam besar FPI, dengan bereaksi tak berakhlah sehingga akhirnya mencoreng perjuangan tersebut. Maka dari itu, dia senantiasa mengingatkan hal ini.
“Dalam revolusi akhlak ini, maka kita harus kedepankan akhlak, kita sudah alhamdulillah, akan tetapi tingkatkan akhlak. Yang akan kita ditarik orang yang bersama kita, tapi yang kita tarik orang yang belum bersama kita yang segan dengan perjuangan ini, bukan saja kawan akan tetapi lawan juga segan sehingga ada kekaguman dan mengikuti kita. Maka kita perlu menjaga, kritik akan selalu ada, kami selalu ingatkan yang ingin berjuang bersama HRS, jangan sampai keluar statement yang malah mencoreng perjuangan,” katanya.
Buya Yahya ke pendukung Habib Riziq: Fokus saja
“Semua yang ada dalam perjuangan ini, bagaimana yang sudah cantik (perjuangannya) ini agar percantik lagi, agar mereka yang berprasangka buruk jadi berprasangka baik. sehingg kawan kita makin banyak, jangan jadikan lawan sebagai lawan, tapi jadikan lawan jadi kawan supaya tertarik dengan kita sehingga tak perlu bermacam-macam aksi apapun, mereka akan kompak dukung revolusi akhlak,” jelasnya.
Ulama yang bermukim di Cirebon itu berpesan para pejuang revolusi akhlak agar tidak membenci ormas lain yang diluar pendukung Habib Rizieq. Selalu fokus dengan tujuan saja.
Kalau pun ada orang yang berafiliasi dengan ormas tertentu menyerang perjuangan ini, jangan lantas membenci ormasnya. Sebab kelakuan dan serangan itu adalah perbuatan oknum bukan mewakili ormas.
“Siapapun (dalam perjuangan ini) jangan tanamkan kebencian pada ormas apapun. Kalau pun ada itu perbuatan orang per orang, lupakan saja, kita fokus kepada tujuan sama program jangan mudah memberi reaksi atas kritikan itu. Ibarat kita berjalan ke sebuah tempat butuh waktu 2 menit, fokus langsung akan cepat sampai, tapi kita malah toleh kanan kiri sehingga akan lama sampai ke tujuan,” kata dia.
Share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar