Sabtu, 13 Maret 2021

Politik-SEBAR FITNAH, KLARIFIKASI KEMUDIAN, Klarifikasi Demokrat: Tidak Pernah Ada Ancaman Intel Polisi ke Loyalis AHY

Klarifikasi Demokrat: Tidak Pernah Ada Ancaman Intel Polisi ke Loyalis AHY
Partai Demokrat mengklarifikasi perihal dugaan intimidasi intel Polsek dan Polres terhadap pengurus Demokrat di daerah. Adanya ancaman tersebut sebelumnya diutarakan Wakil Ketua Umum Demokrat Benny K Harman yang memperoleh informasi pengurus di tingkat kabupaten/kota mendapat ancaman dari intel Polres setempat.

Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Demokrat, Didik Mukrianto, mengatakan intimidasi dari aparat itu tidak ada dari aparat, melainkan dari pihak-pihak yang menyelenggarakan acara yang disebut sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.

Dalam KLB Demokrat tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilengserkan dan menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
“Dinamika pasca pertemuan Deliserdang yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa Demokrat memang muncul beberapa aktifitas yang berpotensi bisa mengintimidasi kami sebagai pemilik suara yang sah.

Namun intimidasi tersebut, lebih kami rasakan datang dari pihak-pihak yang melakukan pertemuan Deliserdang yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa Demokrat, bukan dari aparat penegak hukum atau polisi,” kata Didik, Jumat (12/3).

Dirinya menegaskan, tidak ada intimidasi dari kepolisian terhadap struktur Partai Demokrat termasuk DPC. Yang ada adalah komunikasi yang dilakukan oleh Kepolisian dalam rangka menjaga kondusifitas di daerahnya dan mengantisipasi serta mencegah potensi munculnya ekses negatif sebagai akibat pelaksanaan pertemuan Deliserdang yang diklaim sebagai KLB Partai Demokrat.

“Di dapil saya di Bojonegoro dan Tuban, komunikasi dan koordinasi berjalan dengan baik sejak awal, dan tidak ada sedikitpun intervensi, apalagi Intimidasi,” ungkapnya.

Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, pihaknya menyadari bahwa untuk menghadirkan dan mengimplementasikan transformasi Polri yang Presisi, salah satunya menghadirkan Polisi yang prediktif maka harus banyak menggali informasi dari lapangan.

Namun, kata Didik, dalam rangka menghindari adanya salah paham, komunikasi harus dibangun dengan basis yang terang dan sejelas-jelasnya, serta equal atau seimbang.

“Jangan sampai terjadi pembiasan dalam penugasan di lapangan, jangan sampai komunikasi dan koordinasinya macet. Karena itu penting dalam membangun chemistry dan menghadirkan keamanan serta ketertiban di masyarakat,” tutur Didik.

Untuk itu, Didik mengakui bahwa soal dugaan intimidasi dari pihak aparat kepada pengurus Demokrat di daerah itu hanya kesalahpahaman saja. Dan kesalahpahaman itu sudah diluruskan antara Demokrat dan Kepolisian.

“Di beberapa titik kecil, salah paham saja. Di bawah pun juga sudah diluruskan beberapa komunikasinya,” tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar