Pabrik Petrokimia Lotte Dibangun, RI Hemat Rp 14,4 T/Tahun
Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono memperkirakan RI bisa menghemat devisa hingga US$ 1 miliar per tahunnya atau setara Rp 14,4 triliun, apabila pabrik baru Lotte sudah operasional.
"Kalau sudah operasional, kira-kira bisa menekan impor PE hingga satu miliar dollar," katanya kepada CNBC Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan komplek pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Jumat (7/12/2018) lalu.
Investasi Lotte Group asal Korea Selatan ini mencapai US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun. Pabrik dengan luas area 100 hektar ini memiliki total kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. Bahan baku itu selanjutnya diolah untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton propylene, 400 ribu ton polypropylene dan produk turunan lainnya.
Produksi Lotte Chemical ini nantinya ditujukan untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor. Proses pembangunannya diproyeksi menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang dan tenaga kerja tidak langsung bisa mencapai 4 ribu orang pada periode 2019-2023.
Seperti diketahui, industri petrokimia menghasilkan berbagai komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri kemasan, tekstil, alat rumah tangga, hingga komponen otomotif dan produk elektronika.
"Industri petrokimia sama pentingnya seperti industri baja, sebagai mother of industry. Untuk itu, kita perlu menjaga situasi lingkungan dan iklim usaha yang stabil agar proyek ini berhasil terlaksana dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Airlangga di Cilegon, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (9/12/2018).
Link : https://www.cnbcindonesia.com/news/20181209165704-4-45584/pabrik-petrokimia-lotte-dibangun-ri-hemat-rp-144-t-tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar